logo-1
Photo by Jon Tyson on Unsplash

JAKARTA — Riset yang dilakukan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) pada 2021, menunjukkan sekitar 82 persen responden tertarik melanjutkan pendidikan ke sekolah menengah kejuruan (SMK). Alasannya, peluang kerja yang bagus 57,8 persen dan pilihan jurusan yang banyak 51,95 persen menjadi faktor yang dipilih responden.

Pendidikan vokasi seperti SMK memang dirancang untuk menghasilkan lulusan siap kerja. Tetapi tanpa kompetensi yang mumpuni, lulusan SMK hanya malah menyumbang angka pengangguran terbuka yang saat ini sudah terbilang tertinggi. Angkanya mencapai 10,38 persen berdasarkan survei Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2022.

Samsung Electronics Indonesia menjadi salah satu perusahaan yang turut berkontribusi meningkatkan kualitas dunia pendidikan vokasi di Indonesia melalui program Samsung Tech Institute (STI). STI melalui mitra sekolah kejuruan atau setara sekolah menengah memberikan kesempatan bagi para siswa untuk memiliki keahlian yang sesuai dengan kebutuhan industri.

Khaerun Nisa, alumnus SMK Negeri 10 Makassar, yang kini menjadi promotor di SPS Digi Store Makassar, mengatakan, berbagai materi yang dipelajari semasa belajar di STI bisa diaplikasikan dengan baik saat memasuki dunia kerja. “Di STI kami belajar cara melayani pelanggan, bagaimana attitude saat berhadapan dengan pelanggan, dan juga training mengenai produk-produk Samsung,” ujar Nisa dalam siaran pers di Jakarta, Selasa (9/8/2022).

STI menggandeng mitra untuk memfasilitasi program kerja lapangan (PKL), yang memberikan peluang bagi para siswa untuk mengikuti proses rekrutmen. Lulusan STI yang berhasil melewati proses tersebut mengakui, materi selama pelatihan di STI sangat relevan dengan kebutuhan dunia kerja.

Tak heran, apabila Nisa selalu mencapai target yang diberikan di mana pun ditempatkan. Sebelum direkrut menjadi promotor, Nisa terlebih dahulu mengikuti program PKL in-store di salah satu mitra Samsung. “Sehingga ketika pelanggan bertanya, saya bisa merekomendasikan produk Samsung yang paling cocok dengan kebutuhan mereka,” kata Nisa.

Program STI memberikan peluang bekerja bagi siapa saja di bidang yang bahkan dipandang ‘tak lazim’. Pengalaman Salma Oktaviani, tenaga SVC di Samsung Service Center Mall Ambassador, Jakarta, bisa sebagai contoh. Alumnus SMK Negeri 1 Cimahi ini menuturkan, tenaga teknisi memang mayoritas laki-laki. Tetapi, hal itu itu tak menyurutkan minat Salma untuk menggeluti bidang yang disukainya tersebut.

“Di sekolah kan basic-nya juga memang teknik. Kendala dan tantangan pasti ada, tapi di STI kami sudah belajar mengenai produk Samsung, cara kerja smartphone, bongkar-pasang, dan lain sebagainya. Apa yang dikerjakan sekarang sudah dipelajari dasarnya di STI dan dikembangkan di sini,” kata Salma.

Siswa di STI berkesempatan mendapatkan pelatihan coding dan programming melalui program Samsung Innovation Campus (SIC). Mereka yang lolos sampai fase bootcamp akan mendapatkan sertifikat keikutsertaan, sertifikat PKL, dan pelatihan bagi para guru pembimbing. Sebanyak 62 persen siswa lulusan STI tahun ini langsung diserap dunia kerja. STI dalam kurun waktu 2017-2022 sudah meluluskan total 4.106 siswa.

 

sumber: https://www.republika.co.id/berita/rgbk8y484/cerita-inspiratif-lulusan-smk-yang-ikut-sti-mudah-terserap-di-dunia-kerja

Butuh Bantuan?